2007年10月30日 星期二

Gaji Besar Bikin Bahagia?

Untuk gaji yang besar, tak jarang orang pindah-pindah pekerjaan. Tapi, apakah gaji besar bisa benar-benar membuat kita senang? Sebuah penelitian yang digarap belum lama ini menjawab pertanyaan tersebut.

Uang, uang, dan uang, sepertinya "benda keramat" satu itu kerap memenuhi benak para pekerja. Kebanyakan orang beranggapan semuanya memungkinkan jika ada uang. Apalagi, semakin lama masyarakat memang semakin konsumtif.

Centre on Economic Performance yang berbasis di London mengadakan penelitian yang mempelajari hubungan antara kebahagiaan dan kekayaan. Penelitian ini bermaksud menjawab pertanyaan apakah orang yang lebih kaya akan lebih bahagia.

Ternyata jawabannya tidak! Jika kita hidup dalam kemiskinan, tambahan uang memang akan membuat kita bahagia. Tapi jika kita hidup berkecukupan dengan pekerjaan yang menunjang, kenaikan gaji sebanyak 20 persen tak akan membuat kita 20 persen lebih bahagia. Demikian kira-kira yang disimpulkan Richard Layard, pemimpin The Centre on Economic Performance. Menurut Layard, walaupun Amerika telah mengalami kemajuan besar-besaran dalam hal ekonomi sejak tahun 1950, namun masyarakatnya tidak bertambah bahagia ketimbang tahun 1950. Teori ini terbukti sama di beberapa negara makmur dan berkembang seperti Jepang dan Inggris.

Keadaan finansial yang lebih tebal justru membuat kita lebih lelah. Kenaikan gaji, pastinya juga ditambah dengan kenaikan tanggung jawab.

Jangan buru-buru ngiri dengan dokter bedah atau pialang saham yang berdompet tebal. Sebab, keputusan dan tindakan yang mereka lakukan juga mengandung risiko dan tanggung jawab yang sangat besar.

Semakin tinggi posisi kita di struktur perusahaan, pasti waktu dan tingkat stres juga ikut meningkat. Jadi, uang yang bertambah bukan berarti ikut meningkatkan kebahagiaan.

Kadang masalahnya bukan bagaimana kita mendefinisikan uang, tapi bagaimana kita memandang sebuah konsep "sejahtera". Pastinya sejahtera punya arti yang berbeda-beda setiap orang. Sejahtera pun tak selalu identik dengan uang.

Misalnya saja Anda dengan bangga memamerkan kenaikan gaji pada teman-teman Anda yang posisinya sama. Ketika itu Anda merasa paling sejahtera di antara mereka.

Namun ketika Anda pindah lingkungan dan bergaul dengan bos-bos, "kesejahteraan" Anda tadi itu langsung tak ada artinya. Jadi, jika kebahagiaan Anda bergantung pada banyaknya angka nol pada slip gaji, pastinya kebahagiaan itu akan sulit dicapai. Demikian MSCcarreer, Jumat (26/10).

Ketika ditanya apa yang paling penting dalam hidup, banyak orang menjawab keluarga atau kekasih. Tapi jika menengok jadwal kerja orang "berduit" pasti waktu untuk kedua hal penting tadi semakin menipis. Waktu mereka akan habis untuk bekerja, menyelesaikan pekerjaan dan bersiap untuk bekerja.

Nah, yang tidak disadari, kurangnya waktu bersama keluarga dan orang tersayang itu akan membuat mereka mudah stres dan sulit untuk merasa bahagia. Hal itu karena kasih sayang, kehangatan, dan perhatian yang biasanya didapatkan dari orang terkasih menjadi berkurang. Bukan karena keluarganya, tapi karena mereka sebagai orang "berduit" terlalu sibuk dan pusing memikirkan pekerjaan. Pulang kerja mereka biasanya lelah dan langsung tertidur. Waktu bicara untuk mendengar kabar baru dari keluarga pun lenyap.

Lalu bagaimana caranya agar tetap bahagia? Paksa cari waktu luang. Gunakan waktu tersebut untuk melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia. Mulai kembali menekuni hobi yang tertinggal, bercengkerama bersama keluarga di rumah, memulai bisnis sendiri, atau hal apapun yang membuat kita merasa bahagia tanpa menimbulkan banyak tanggung jawab baru.

Lama kelamaan kita akan menemukan bahwa menjadi lebih kaya tidak mutlak akan membuat kita senang. Benar-benar merasakan dan memperoleh kesenanganlah yang justru membuat hidup kita lebih kaya!

Cbn | Global Oleh Redaksi Web - Saturday 27 October 2007 - 11:59:30

2007年10月27日 星期六

Dosen PTN dan PTS Harus S2

Medan (SIB)
Berdasarkan UU Guru dan Dosen No 14/2005 dinyatakan tahun 2007 ini dosen perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumut harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 2 (S2).
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumut Drs Taroni Hia melalui Kasubdis Dikti (Pendidikan Tinggi) H Hermansyur SE MSi di kantornya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, untuk memenuhi kualifikasi pendidikan dosen tersebut dalam waktu dekat akan dilaksanakan sertifikasi terhadap para dosen yang masih memiliki pendidikan S1 (Strata 1).
“Dosen belum memenuhi standar pendidikan S2 dimaksud diberi kesempatan dan diwajibkan untuk mengikuti pendidikan lanjutan sehingga bagi mereka sudah meraihnya akan mendapatkan tunjangan profesi,” tegasnya.
Menyinggung lembaga berhak “sertifikasi pendidikan” guru dan dosen, dijelaskan, sesuai keputusan pemerintah lembaga berhak untuk sertifikasi pendidikan terhadap guru dan dosen adalah Unimed dan 4 mitranya dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di daerah ini.
Ketika ditanya soal mutu publikasi internasional, katanya, mutu perguruan tinggi 25 persen dari target semula 20 persen mutu tentang publikasi internasional tahun 2006 dan terdapat peningkatan jumlah komunikasi internasional 20 persen.
Sedangkan partisipasi pendidikan/Angka Partisipasi Kasar (APK) jumlah mahasiswa 3,3 persen meningkat dari tahun lalu hanya 1,5 persen termasuk peningkatan pendidikan profesi dosen sebesar 10 persen dibandingkan lulusan S1 dan D4 dan tahun 2007 pendidikan profesi akan mencapai target yang signifikan. (M11/g)
http://hariansib.com/2007/10/22/dosen-ptn-dan-pts-harus-s2/#more-16626

2007年10月25日 星期四

PHIL KNIGHT, PENDIRI NIKE Ubah Sepatu Olahraga Jadi Fesyen Dunia


Kamis, 25/10/2007

Tiga dekade lalu, Knight mungkin belum menduga sepatu yang dia jual dari bagasi mobilnya dulu akan menjadi simbol fesyen dunia.

KNIGHT mungkin tak pernah menyangka bahwa perusahaan Nike yang dirintisnya ini terus meraksasa dengan keberhasilannya mengakuisisi perusahaan sepatu dan perlengkapan olahraga terbesar di Inggris, Umbro, pada Selasa (23/10) lalu. Dengan akuisisi ini, Nike diyakini akan menjadi produsen sepatu dan perlengkapan olahraga terbesar di dunia. Nike—nama dewa kemenangan Yunani yang bersayap—mengambil alih Umbro beserta seluruh lisensi yang tersebar di lebih dari 90 negara di dunia dengan banderol USD582 juta.

Ini menjadi perkembangan strategis yang signifikan bagi Nike. Pasalnya, Nike berencana menjadi merek utama di turnamen sepak bola empat tahunan paling akbar, Piala Dunia 2010. Knight memang tidak lagi menjabat sebagai CEO Nike saat ini. Dia mengundurkan diri sebagai CEO sekaligus presiden pada Desember 2004 dan memercayakan perusahaan yang bermarkas Beaverton,Oregon,Amerika Serikat (AS), tersebut kepada William Perez. Sejak 2006, giliran Mark Parker yang menduduki kursi tertinggi di Nike. Knight yang terlahir pada 24 Februari 1938 itu mendirikan Nike bersama Bill Bowerman, pelatih atletik legendaris AS.

Knight sendiri mantan seorang pelari yang pernah dilatih oleh Bowerman. Sebagai pelatih atletik, Bowerman tidak puas dengan sepatu buatan asli AS. Dia pun bereksperimen merancang sepatu dan menjadikan Knight sebagai kelinci percobaannya. ”Sepatu buatan AS memang murah saat itu, namun saya tidak mau kaki saya lecet-lecet setelah berlari beberapa kilometer,” tandas Knight. Dari situlah awal mula terciptanya sepatu Nike. Bowerman sebagai pencipta sepatu dan Knight—lulusan Sekolah Bisnis Stanford—sebagai pengelola manajemen dan pemasarannya.

Dengan masing-masing menyetor modal USD500, Bowerman dan Knight membentuk Blue Ribbon Sport, cikal bakal Nike, pada 1968. Desain sol sepatu mirip makanan wafel yang digunakan di sepatusepatu Nike merupakan kreativitas dari Bowerman. Dia terinspirasi istrinya saat membuat kue wafel. Bahkan, dia merancang sepatu dengan pemanggang kue wafel istrinya. Kolaborasi kedua orang tersebut membuat Nike sedikit demi sedikit terus berkembang. Dimulai dengan produk sepatu bernama Cortez yang diproduksi pada 1972, merek Nike dengan semboyan Just Do It itu mulai dikenal di dunia atletik AS.

Hingga 1979, Nike sudah mampu menguasai 50% pasar sepatu lari di AS. Pada periode 1980-an hingga 1990-an, Nike menggebrak dunia dengan beragam bentuk iklan kreatif yang dibintangi ikon olahraga seperti Michael Jordan. Sepatu Air Jordan, menjadi produk fenomenal dan digandrungi di seluruh dunia. Memang, Jordan sebagai bintang iklan Nike ketika itu tengah mengalami masa-masa jaya. Diyakini, Knightlah orang yang berhasil mengikat kontrak dengan pebasket legendaris AS tersebut. Pada 1984, Jordan masih seorang rookie (pemain debutan) di Chicago Bulls.

Namun Knight sudah bisa melihat potensi besar Jordan sebagai ikon olahraga yang berguna bagi pemasaran produk-produk Nike. ”Bagi saya, Phil Knight akan selalu diingat sebagai seorang tokoh pemasaran alat olahraga yang visioner. Dia akan selalu menjadi bagian dari Nike. Saya banyak belajar darinya mengenai industri ini dan selalu menghormati determinasi dan kreativitasnya,” papar Jordan. Meski begitu, Nike sempat terguncang dan mengalami titik balik pada 1998.Penjualan sepatu-sepatu Nike turun drastis, bahkan sebelum Jordan pensiun pada 2003.

Situasi itu ditambah buruk dengan meninggalnya Bowerman pada 1999. Tidak sampai di situ, Nike juga disoroti atas reputasinya yang banyak mempekerjakan buruh wanita di bawah umur dan yang tengah hamil di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Di tengah gonjang-ganjing ini, Knight kembali ke Nike untuk memperbaiki dan mengembalikan perusahaan yang dia rintis ke jalur semula.Selama beberapa periode tertentu, Knight tidak terlibat langsung dalam manajemen Nike karena sibuk dengan kepentingan lain. Knight—yang memiliki kirakira 32% saham Nikel—langsung melakukan perubahan besarbesaran pada manajemen yang dianggapnya telah gagal.

Dia juga mengakui kesalahan dirinya sendiri karena tidak terlibat langsung selama beberapa waktu, padahal sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih baik untuk menghindari penurunan performa Nike. Kebijakan pertamanya sejak kembali ke manajemen adalah menarik kembali para petinggi veteran Nike yang pernah mengabdi sejak awal pertumbuhan perusahaan tersebut.Tidak hanya itu, dia juga merekrut muka-muka baru dari luar perusahaan yang dia anggap sangat kompeten. Dengan penggabungan orang dalam dan luar, tua dan muda, Knight berharap dapat membentuk manajemen yang seimbang, yaitu antara sosok kreatif dengan sosok yang bertanggung jawab secara finansial.

Rupanya, manajemen baru bentukan Knight ini berhasil menarik kepercayaan investor dan mengembalikan kinerja Nike ke bentuk semula. Sekarang, Knight menyerahkan Nike kepada eksekutif-eksekutif dan orang-orang kepercayaannya. Dengan dasar manajemen yang sudah dibentuk oleh Knight, CEO dan presiden Nike yang sekarang, Mark Parker, hanya perlu meneruskan tongkat estafet dari Knight. (berbagai sumber/tri subhki r)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/phil-knight-pendiri-nike-ubah-sepatu-olahraga-jadi-fesyen.html

2007年10月13日 星期六

Badan Hukum Yayasan Pendidikan GMI Siap Disesuaikan


Senin, 01-10-2007
*benny pasaribu
MedanBisnis – Medan
Yayasan Pendidikan Gereja Methodist Indonesia (YPGMI) Wilayah I Medan, siap menyesuaikan badan hukum YPGMI dengan Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Pasalnya, UU tersebut menggariskan seluruh yayasan di Indonesia harus menyesuaikan diri paling lambat Oktober 2008.

Jika yayasan tidak melakukan penyesuaian, maka izin operasional yayasan akan dibekukan sekaligus keseluruhan status hukum maupun aktivitas yayasan akan dibubarkan pemerintah melalui putusan pengadilan.
Karenanya, badan hukum YPGMI menggelar Seminar Sehari UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Seluruh pengurus dan praktisi pendidikan di lingkungan YPGMI mengaku siap menentukannya, yang selanjutnya akan disampaikan ke Tim Perumus untuk diputuskan.
Selain sebagai wadah untuk mencari masukan sehubungan dengan akan disesuaikannya badan hukum YPGMI, seminar juga bertujuan untuk membuka cakrawala masyarakat akan sejumlah pengertian, pedoman dan ketentuan yang harus dipedomani untuk menghidari perpecahan di tubuh pengurus yayasan yang makin marak saat ini.
Pembicara yang tampil dalam seminar yang digelar di Royal Room Hotel Danau Toba Internasional Medan, Jumat (28/9), antara lain Bishop Dr H Doloksaribu MTh, Ketua YPGMI Wilayah I Medan Drs Hotlan Butarbutar, Aktivis LSM dan Akademisi Prof Dr Ninggrum Natasia Sirait SH MLi, serta Praktisi Hukum Pagit Maria Tarigan SH. Seminar diikuti seluruh pengurus dan praktisi pendidikan di lingkungan YPGMI Wilayah I Medan.
Dalam uraiannya, Bishop Dr H Doloksaribu MTh mengatakan, UU perubahan menuntut disesuaikannya status badan hukum YPGMI jika ingin melanjutkan operasional.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua YPGMI Hotlan Butarbutar, badan hukum harus disesuakan apakah badan hukum berbentuk yayasan dan berbentuk perkumpulan.
Hotlan juga mengupas keunggulan dan kelemahan badan hukum yayasan dan badan hukum perkumpulan.
“Sebenarnya badan hukum yayasan saat ini legal, namun harus disesuaikan dengan UU Nomor 28 mengingat masih adanya beberapa poin yang perlu disempurnakan,” ujarnya.
Sementara itu, Ningrum Sirait mengatakan, kunci utuhnya suatu yayasan terletak pada kemampuan para pengurusnya menempatkan kekuatan (power) yang dimiliki. Kenyataan selama ini, kekuatan justru digunakan sebagai pemecah kesatuan yayasan.
Ningrum pada kesempatan tersebut juga mengupas tuntas tentang yayasan, yang diharapkannya menjadi rujukan bagi para peserta untuk memilih apakah badan hukum yayasan atau badan perkumpulan.
Pembicara lainnya Pagit Tarigan menekankan pengertian penyesuaian yang sangat diperlukan untuk memenuhi izin operasional dan akreditasi lembaga pendidikan di lingkungan GMI dan status badan hukum yayasan tersebut sebagaimana berlaku bagi yayasan lainnya yang sama kegiatannya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Dr Poltak Sinaga MSi didampingi unsur panitia lainnya JM Hutapea SE MM berharap, pelaksanaan seminar sehari menjadi bahan pemikiran bagi pengurus dan praktisi pendidikan YPGMI, yang dapat membawa hasil terbaik bagi penetapan badan hukum YPGMI Wilayah I Medan. Dengan demikian, perpecahan dan konflik dapat diantisipasi sedini mungkin.

Ingwer Ludwig Nommensen


Ingwer Ludwig Nommensen (Pulau Nordstrand, Schleswig-Holstein (saat itu merupakan wilayah Denmark tetapi sekarang wilayah Jerman), 6 Februari 1834 - Sigumpar, Sumatra Utara, 23 Mei 1918), adalah seorang penyebar agama Kristen Protestan di antara suku Batak, Sumatra Utara. Selain itu Nommensen juga dikenal sebagai seorang ahli bahasa.

Biografi sebagai penginjil

Ayah Ingwer Ludwig sangat miskin dan sakit-sakitan. Sejak kecil Nommensen terbiasa hidup dalam penderitaan. Pada umur 8 tahun ia sudah mulai mencari nafkah untuk membantu orang tuanya, dengan menggembalakan domba milik orang lain pada musim panas. Lalu pada musim dingin ia bersekolah. Pada usia 10 tahun ia menjadi buruh tani sehingga pekerjaan itu menjadi tidak asing lagi baginya. Semuanya ini nampaknya merupakan persiapan bagi pekerjaannya sebagai pekabar Injil yang tangguh di kemudian hari.
Pada 1846, saat berusia 12 tahun, Nommensen mengalami kecelakaan parah. Sewaktu ia bermain kejar-kejaran dengan temannya, ia ditabrak kereta kuda. Kereta itu menggilas kakinya sampai patah. Terpaksa ia berbaring di tempat tidur berbulan-bulan lamanya. Teman-temannya biasanya datang menceritakan pengajaran dan cerita dari guru di sekolahnya, termasuk cerita pengalaman para pendeta yang pergi memberitakan Injil kepada orang yang belum mengenalnya. Nommensen pun sangat tertarik dengan cerita-cerita itu. Sementara lukanya makin parah sehingga ia tidak dapat berjalan sama sekali. Tapi, sekalipun sakit, Nommensen belajar merajut kaos, menjahit dan menambal sendiri pakaiannya yang robek.
Maka sekali peristiwa ia membaca Injil Yohanes 16:23-26, tentang pernyataan Tuhan Yesus bahwa barangsiapa meminta sesuatu kepada Bapa di sorga, Bapa pasti akan mengabulkan. Nommensen pun bertanya kepada ibunya, apakah kata-kata Yesus itu masih berlaku. Ibunya menyakinkannya bahwa kata-kata itu masih berlaku. Ia meminta ibunya agar berdoa bersamanya. Dalam doa, Nommensen meminta kesembuhan, dan ia berjanji kalau ia disembuhkan maka ia akan pergi memberitakan Injil kepada orang yang belum mengenal. Doanya dikabulkan. Tak lama kemudian kakinya sembuh. Lalu kembalilah Nommensen menggembalakan domba.
Namun janjinya pada Tuhan selalu mendesaknya agar segera memenuhinya. Maka ia melamar menjadi penginjil. Beberapa tahun ia belajar sebagai calon penginjil. Sesudah lulus, ia berangkat ke Sumatra dan tiba pada Mei 1862 di Padang. Ia memulai misinya di Barus. Ia belajar bahasa Batak dan bahasa Melayu, dan ternyata dengan cepat bahasa-bahasa itu dikuasainya. Ia lalu mulai mengadakan kontak dengan orang Batak, terutama dengan raja-raja. Ia mempelajari adat-istiadat Batak dan mempergunakannya dalam mempererat pergaulan.
Nommensen meminta izin masuk ke pedalaman, tapi dilarang pemerintah, karena sangat berbahaya bagi orang asing, Nommensen tidak takut. Ia memilih Silindung sebagai tempat tinggalnya yang baru. Ia mendapat gangguan yang hebat, tapi ia tak putus asa. Ia berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di Huta Dame (Kampung Damai). Tahun 1873 ia mendirikan gedung gereja, sekolah dan rumahnya di Pearaja. Sampai kini Pearaja menjadi pusat Gereja HKBP.

Pekerjaan Nommensen diberkati Tuhan sehingga Injil makin meluas. Sekali lagi ia memindahkan tempat tinggalnya ke kampung Sigumpar pada tahun 1891, dan ia tinggal di sini sampai wafat. Nommensen menerjemahkan kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Toba. Ia juga berusaha memperbaiki pertanian dan peternakan. Sekolah-sekolah, balai-balai pengobatan dibukanya. Dalam misinya, ia menyadari perlunya melibatkan orang-orang Batak. Maka dibukanyalah sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak pribumi. Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, Nommensen membuka pendidikan guru.
Nommensen meninggal pada usia sangat tua, 84 tahun, pada tanggal 23 Mei 1918. Nommensen kemudian dimakamkan di Sigumpar, di tengah suku Batak, setelah bekerja demi suku ini selama 57 tahun.
Nommensen juga dikenal sebagai seorang ahli bahasa, terutama bahasa-bahasa Batak.

Referensi

1877, The Gospel according to Sint John: Translated out of the Original Greek into Batta (Toba), the Language of the Batta in the Island of Sumatra. Elberfeld: Friderichs & Comp.
1877, Tobasch Spelboekje, Batavia: 's Landsdrukkerij
1878, The New Testament of our Lord and Saviour Jesus Christ: Translated out of the original Greek into Batta (Toba), the language of the Batta in the island of Sumatra. Elberfeld: R. L. Friderichs & Comp,
1885, Tobasch Spelboekje, Elberfeld: R.L. Friderichs & Comp.
1886, Djamita sian Hata ni Debata na de Padan na Robi, Elberfeld: R.L. Friderichs & Comp.
1902, Jamita sian hata ni Debata na di padan na robi, Elberfeld: R.L. Friderichs & Comp.

2007年10月9日 星期二

Batu Kuno Di Peru : Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus


(Erabaru.or.id) - Di dataran utara Nasca, Peru, terdapat sebuah desa bernama ICA yang memiliki sebuah museum batu. Di dalam museum tersebut terpajang lebih dari 10.000 batu misterius yang terukir aneka gambar, sejumlah besar gambar yang sulit dipercaya, yang tercatat adalah sebuah peradaban manusia purbakala yang sangat maju yang telah musnah, gambar-gambar batu ini disebut prasasti batu ICA.

Menurut laporan media setempat, batuan-batuan yang terukir gambar yang disimpan di museum tersebut mulai ditemukan dalam skala besar ketika bendungan di Sungai ICA jebol. Gambar yang terukir di atas batu tersebut antara lain galaksi angkasa, binatang purbakala, daratan prasejarah, bencana dahsyat zaman dulu dan beberapa goresan kategori lain.

Menurut prediksi batu-batu langka yang dikumpulkan ini mungkin sudah ribuan tahun sejarahnya. Ahli terkait telah mengadakan tes kimia pada batu tersebut, dan hasilnya menunjukkan, bahwa batu-batu tersebut berasal dari sungai setempat dan merupakan batu Gunung Andes, permukaannya ditutupi dengan selapisan oksida. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ilmuwan Jerman disimpulkan bahwa bekas ukiran di atas batu tersebut sudah sangat lama sejarahnya, dan batu yang ditemukan disekitar gua, terdapat fosil organisme jutaan tahun silam.

Oleh ilmuwan, manusia-manusia purbakala pada batu ukiran tersebut dinamakan “bangsa geological”, ditilik dari gambar batu ukiran tersebut, mereka memiliki peradaban yang sangat maju. Di atas batu ukiran tersebut dilukiskan tentang operasi transplantasi organ, transfusi darah, teleskop, peralatan medis, manusia yang mengejar dinosaurus dan lain-lain pemandangan yang sulit dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern.

Dalam gambar batu-batu ini, orang-orang bisa melihat secara jelas suasana kehidupan manusia bersama dengan dinosaurus dan ditilik dari gambar tersebut, perbandingan postur dinosaurus dengan manusia yang dilukiskan tidak berbeda jauh, dinosaurus bagaikan hewan piaraan, atau mungkin binatang yang dijinakkan orang-orang kala itu. Menurut ilmuwan, bahwa dinosaurus sudah punah sejak ratusan juta tahun silam, namun yang membingungkan adalah bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan raksasa dinosaurus?

Ada sebuah batu yang dipahat dengan seekor Triceratops. Tampang dinosaurus ini sangat mirip dengan badak, namanya diambil dari 3 buah tanduk di kepalanya, seorang manusia menunggang di atas punggung Triceratops, tangannya menggengam senjata seperti kampak. Dan pada batu lainnya, tampak seorang manusia tengah menunggang di atas punggung dinosaurus. Selain itu, di atas sebuah batu terukir sebuah gambar, seorang manusia yang panik tampak dikejar oleh Tyrannosaurus Rex.

Selain itu, menurut penuturan pemiliknya yakni Dr. Javier Cabrera, bangsa geological tahu bahwa di galaksi yang jauh terdapat kehidupan taraf tinggi, mereka memiliki teknologi angkasa yang hebat, tidak perlu memakai sumber energi yang dikenal manusia modern, tapi bisa melakukan perjalanan antar planet.

Di museum tersebut, ada beberapa gambar yang melukiskan bumi pada 13 juta tahun silam yang tampak dari angkasa. Ada 4 buah gambar pada ukiran tersebut persis seperti peta dunia, dan menurut sejumlah ahli, daratan yang dilukiskan pada peta-peta tersebut adalah daratan purbakala yang hingga sekarang masih merupakan misteri yakni daratan Atlantis, dalam dokumen kuno yang ditemukan juga ada gambaran tentang daratan purbakala yang tenggelam. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ahli geologi terbukti, bahwa ke empat batu tersebut memang benar merupakan peta dunia pada 13 juta tahun silam, bahkan sangat tepat dan akurat.

Di tilik dari gambar batu ukiran tersebut, bangsa geological menguasai teknologi medis yang tinggi, misalnya transplantasi otak besar, serta bagaimana cara mengatasi reaksi penolakan organ dalam proses transplantasi, dan penerapan teknologi-teknologi ini baru mulai dalam ilmu kedokteran modern. Salah satu gambar yang terukir dalam batu melukiskan pemisahan dan pengambilan benda berbentuk gelembung dalam lingkaran janin ibu hamil, dan menginjeksinya ke dalam tubuh pasien yang menanti transplantasi.

Pada batu ukiran tersebut juga dilukiskan tentang teknologi pembiusan dengan akuputur dalam operasi kedokteran. juga ada batu-batu yang mengukir gambar tentang gen genetika.

Yang lebih unik lagi, sejumlah gambar pada batu ukiran tersebut sama dengan gambar raksasa di dataran Nasca, ribuan bentuk dari potongan batu koral ini karya siapa, dan apa artinya, hingga sekarang masih merupakan misteri, namun, apakah garis atau bentuk batu-batu tersebut ada hubungannya dengan ukiran batu ICA, belum dapat di buktikan. (Sumber Dajiyuan)