2009年3月15日 星期日

Arung Jeram, Potensi Wisata di Langkat

Oleh : hendra irawan

Kabupaten Langkat, salah satu lokasi yang kaya akan obyek wisata khususnya yang bersentuhan langsung dengan sungai. Keindahan serta ‘keganasannya’ bisa dijual ke wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Beberapa objek wisata yang bersentuhan dengan air dimanfaatkan untuk menarik minat orang ke daerah ini. Sebut saja misalnya, obyek wisata di Desa Pamah Tambunan sekitar 8 Km dari ibukota Kecamatan Salapian atau 50 km dari kota Binjai. Tempat rekreasi biasa disebut Pemandian Pantai Biru karena aliran sungai yang jernih dan sejuk serta berwarna kebiru-biruan yang membuat bebatuan yang ada di dasar sungai tampak jelas.

Kemudian, lokasi Air Terjun di Sungai Bingai. Sekitar 10 Km di sebelah utara Pekan Namu Ukur atau sekira 28 kilometer dari kota Binjai. Selain menikmati indahnya air terjun, pengunjungnya dapat menikmati panorama yang cukup indah.

Dan, yang tak kalah indah dan seru untuk dijadikan obyek wisata, terutama menguji nyali untuk berarung jeram, yakni di di kawasan Namo Tating (Bendungan Irigasi Namo Sira-sira), Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat.

Akhir Februari lalu, belasan wartawan media cetak di Medan ‘dipaksa’ manajemen PT Excelcomindo Pratama (XL) untuk bermalam di daerah itu selama dua hari, tepatnya 27-28 Februari, dalam rangka media gathe-ring sekaligus outbound.

Dua hari tersebut, wartawan menginap di “hotel bintang seribu”, alias menggelar tenda plastik. Namun, di sinilah pertemanan itu semakin terasa kental. Sesama wartawan semakin akrab. Bagaimana dengan manajemen XL yang di dalamnya termasuk Agus Simorangkis, Vice President (VP), Swandi Tjia, Firman AJ, Rudi Rahman Hidayat, Maulana Ahmadi dan lainnya? Akh, persaudaraan itu juga terasa semakin dekat. Bayangkan, seorang VP juga ‘dipaksa’ tidur hanya beralaskan ‘permadani’ beberapa milimeter.

Soal urusan perut, seluruh peserta juga diharuskan memasak makanan sendiri menggunakan parapin dan perangkat lainnya. Agus Simorangkir juga menikmati betapa ‘enaknya’ masakan mi instan alakadarnya. Tapi itu semua juga menggembleng untuk belajar berkoordinasi.

Tiba saatnya untuk menguji adrenalin bagi orang-orang yang belum pernah berarung jeram. Empat perahu karet berisi kumpulan wartawan dan pihak XL dengan nama masing-masing grup. Satu perahu karet diawaki masing-masing kapten, perjalanan dimulai setelah sebelumnya diberikan sedikit bekal agar tidak terjadi hal-hal berbahaya.

Baru beberapa menit perahu karet yang diluncurkan di pemandian Alam Jaya (Pantai Nona), Kecamatan Namo Tating, Desa Durian Lingga, perahu karet telah ‘dibanting-banting’ oleh jeram-jeram sungai. Dari keseluruhan perahu karet yang dinaiki, terlihat jelas betapa grup Lumba-lumba begitu piawai dan saling berkoordinasi dengan baik guna mengatasi jeram-jeram yang ada selama di perjalanan.

Melintasi air selama hampir satu jam, diputuskan untuk beristirahat. Dan, para kapten perahu karet menantang wartawan dan tim XL untuk melompat dari sebuah tebing dengan ketinggian sekira 5-6 meter. Tantangan itu dianggap kecil dan lompatan-lompatan ke sungai pun terjadi. Rudi Rahman, terlihat begitu gembira begitu dirinya menyentuh air usai melompat dari tebing.

Seolah, masa kanak-kanak kembali. Atau gak puas saat anak-anak. Sedang, Maulana Ahmadi begitu semangat naik ke tebing. Tapi, begitu melihat ke bawah, pria berkulit putih itu terlihat sedikit mengerutkan kening. Takut? “Akh, gak jadi lompat deh,” katanya sambil kembali menuruni tebing.

Sementara, rekan lainnya, seorang wanita bertubuh gempal yang bersandar di perahu karet, jatuh terlentang di pasir karena perahu karet tersebut terbawa ke tengah sungai. Tangannya menggapai-gapai mirip lumba-lumba. Semua tertawa, semua gembira tanpa ada yang sakit hati.

Perjalanan kembali diteruskan. Begitu mendekat bendungan, rasa deg-degan sempat muncul. Tapi, itu semua dilewati. Sayang, seorang wartawan tiba-tiba pipi sebelah kirinya lebih ‘gemuk’ dari semula. Apa pasal? Ternyata terbentur dengan pengaman kepala rekan satu perahu.

Banyak lagi kegiatan yang dilakukan, semuanya menambah persaudaraan semakin rekat. Sekali lagi, keasyikan terasa memang. Jika sungai itu dijadikan kawasan wisata apalagi bagi penggemar arung jeram pemula, diyakini mampu menarik minat. Apalagi jika dikelola dengan lebih baik. •••

http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9058:arung-jeram-potensi-wisata-di-langkat&catid=94:pariwisata&Itemid=124

2009年3月13日 星期五

Atasi Bad Sector pada Hard Disk


Jumat, 13 Maret 2009 | 14:09 WIB

KOMPAS.com — Suatu ketika, seorang rekan memeriksa kondisi suatu hard disk dengan sebuah peranti lunak. Ia merasa hard disk-nya kurang beres. Ternyata, dugaannya benar. Hasil uji peranti itu menyatakan bahwa ada bagian atau sektor tertentu pada hard disk yang rusak (bad sector), dan kerusakannya mengkhawatirkan. Peranti itu pun memberi tahu kalau ia sebaiknya bersiap untuk mengganti hard disk karena kemungkinan terjadi crash sangat besar.

Wah, perlukah rekan PCplus itu mengganti hard disk? Apa sudah tidak bisa diperbaiki?

Saran PCplus, ada baiknya coba perbaiki hard disk itu dulu. Siapa tahu masih bisa bekerja lagi. Maklum, sebagian besar hard disk yang beredar sekarang ini memiliki sektor cadangan, yang ditujukan untuk kondisi seperti ini. Kalau Anda bisa memanfaatkan sektor cadangan itu, Anda bisa menunda pembelian hard disk baru.

Kalau pakai Windows XP, jalankan MS-DOS Prompt. Ketikkan perintah “chkdsk /R” lalu tekan [Enter]. Perintah itu akan membuat Windows mencari posisi bad sector dan mengembalikan data atau informasi yang masih bisa dibaca.

Siapa tahu Anda masih pakai Windows 95, Windows 98, atau Windows Millenium, coba pakai Scandisk bawaan sistem operasi yang memiliki opsi untuk melakukan pemindaian sekalian perbaikan seadanya.

Cara barusan adalah tindakan cepat yang bisa Anda lakukan apabila Anda mencurigai hard disk punya bad sector. Kalau cara tadi tidak sukses, coba cara ini.

Pakai Utiliti
Anda bisa pakai peranti yang mampu menghilangkan logic bad sector dan memperbaikinya. Asal tahu saja, bad sector dibagi jadi dua: logic dan physic. Peranti itu membuat hard disk kembali bekerja dengan “menghapus” bad sector-nya.

Hard disk biasanya dipaketkan dengan suatu peranti lunak untuk fungsi manajemen sekaligus perbaikan. Misalnya, Maxtor dan Quantum punya MaxBlast, Samsung punya ClearHDD, Seagate punya Seagate Format, Western Digital punya Old DLG Diagnostic, dan Fujitsu punya FJ-IDE Drive Initializer Utility.

Anda tidak wajib pakai peranti lunak paketan. Anda bisa juga pakai peranti lain. Perbaikan hard disk yang dijelaskan pada artikel ini memakai SpinRite (www.grc.com). Peranti lunak buatan Gibson Research ini cukup baik buat mengatasi masalah bad sector pada hard disk. Versi terbaru peranti ini—versi 6,0—seharga 89 dollar AS.

SpinRite mendukung FAT, NTFS, Linux, Novell, drive dengan beberapa sistem operasi serta hard disk yang belum diformat. Cara menggunakannya mudah saja. Tinggal ikuti langkah-langkah ini.

1. Buat disket atau CD yang bisa boot. Buatnya di SpinRite. Klik [Create Boot Diskette], [Create ISO or Image File], atau [Install SpinRite on Drive]. Biar gampang, pilih bikin CD bootable. Asal tahu, SpinRite hanya berjalan dalam modus DOS.

2. Setelah file image sudah jadi, gunakan software pembakar CD, seperti Nero Burning ROM, untuk membuat CD. Restart komputer dan boot dengan CD yang barusan dibuat.

3. SpinRite punya 5 opsi atau level. Level yang kemungkinan besar Anda butuhkan adalah level 2 ataupun level 4. Tindakan di level 2 adalah pengembalian data, sedangkan level 4 adalah pemeliharaan drive dan analisis. Pilih saja tindakan yang ingin Anda lakukan.

4. Level apa pun yang Anda pilih, Anda akan diminta untuk memilih drive atau partisi yang ingin Anda periksa atau perbaiki. Setelah itu, lihat atau ubah opsi bagaimana SpinRite memeriksa hard disk Anda. Kalau sudah, lanjutkan dengan langkah selanjutnya, yakni menguji kinerja drive.

Proses pemeriksaan bisa berjalan beberapa jam, tergantung kapasitas dan kecepatan hard disk. Menurut informasi dari pembuatnya, kecepatan maksimal SpinRite adalah 120 GB per jam.

Namun, banyak hal yang memengaruhi kecepatan pemeriksaan itu, misalnya kerusakan hard disk, dukungan Ultra DMA, atau konfigurasi sistem. Untungnya, Anda bisa menghentikan proses pemeriksaan untuk dilanjutkan di lain waktu. Agar tidak perlu mengulang, catat saja posisi pemeriksaan ketika Anda menghentikan proses.

Kalau SpinRite mendeteksi perlunya perbaikan, SpinRite akan langsung bekerja di Level 4 untuk memperbaiki dan mengembalikan data. Level 4 kembali memakan waktu yang tidak sebentar. Hitungan waktu pengerjaan bisa dalam satuan jam bahkan hari, lagi-lagi tergantung kerusakan.

SpinRite punya screen saver yang aktif ketika SpinRite sedang bekerja. Anda bisa pula menampilkan jalannya proses yang sedang berlangsung. Jika hard disk Anda mendukung fitur pembacaan suhu, SpinRite akan melaporkan informasi suhu hard disk. Temperatur hard disk akan naik terus saat SpinRite memperbaiki data Anda.

Ketika bekerja, SpinRite juga memiliki opsi untuk melihat lebih dekat proses perbaikan yang berlangsung. Opsi tersebut namanya adalah “DynaStat Data Recovery”.

Jika hard disk masih rusak setelah diperbaiki dengan peranti seperti SpinRite, barangkali memang sudah waktunya Anda mengganti hard disk baru. *

sumber: PCplus

http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/03/13/14092921/atasi.bad.sector.pada.hard.disk