2007年11月17日 星期六

Punggung Terawat, Jerawat Lenyap

Jerawat bukan hanya ancaman bagi wajah. Punggung pun bisa menjadi sasaran. Meskipun tidak kelihatan seperti di wajah, jerawat punggung bisa merepotkan. Lebih repot lagi karena punggung termasuk daerah yang sulit dijangkau. Baik oleh mata maupun tangan. Terus gimana, dong?

Secara umum jerawat di punggung sebetulnya sama dengan jerawat di wajah. "Prinsip awal terjadinya jerawat itu sama," kata dr. Sandra Widaty, Sp.KK, ahli kulit dari FKUI, Jakarta. Baik di wajah maupun di punggung, jerawat bisa disebabkan oleh empat pemicu.

Pertama, karena kerja kuman Propionibacterium acnes. Bakteri ini merupakan penghuni normal di permukaan kulit manusia. Ia bisa hidup di wajah maupun di punggung. Dalam keadaan normal, ia sebetulnya tidak berbahaya. Cuma ketika kulit kita kurang terjaga kebersihannya, ia berulah dan menyebabkan timbulnya jerawat.

Faktor kedua, tingginya produksi kelenjar minyak di kulit (sebum). Itu pula sebabnya jerawat mudah dialami orang yang kulitnya berminyak. Jika dua faktor ini berkumpul, maka jerawat tentu akan lebih mudah terjadi. Artinya, mereka yang kulitnya berminyak dan kurang menjaga kebersihan lebih berpeluang menjadi pelanggan jerawat.

Faktor ketiga, adanya gangguan proses pengelupasan lapisan kulit yang mestinya mengelupas itu malah akan menumbat saluran kelenjar sebum. Semua faktor ini bisa menyebabkan jerawat, baik di wajah maupun di punggung. Faktor terakhir adalah reaksi radang.

Semua ini merupakan faktor umum yang menyebabkan gangguan kulit yang kita sebut sebagai acne vulgaris (acne: jerawat, vulgaris: biasa). Di wajah maupun di punggung, sama saja.

Khusus di punggung, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan jerawat masih mudah muncul. Misalnya kebiasaan memakai baju rangkap. Efek ini akan makin bertambah jika yang bersangkutan berada di ruangan yang gerah, panas. Kondisi gerah akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan keringat. Sementara, pada saat yang sama keringat sulit kering karena punggung tertutup oleh pakaian yang tebal. Ditambah lagi dalam kondisi lembap, kuman juga menjadi lebih mudah berkembang biak. Lengkaplah sudah.

Ini merupakan salah satu perbedaan penting antara wajah dan punggung. Wajah berada di daerah terbuka, mudah terkena debu, tapi tidak lembap. Punggung sebaliknya. Bagian ini berada di daerah tertutup, tidak mudah kena debu tapi mudah lembap akibat keringat.

Jerawat di punggung juga bisa berupa "jerawat yang tidak biasa". Bintil-bintil mirip jerawat tapi bukan acne vulgaris. Contohnya, erupsi akneformis. Ini muncul berupa kelainan kulit yang muncul secara tiba-tiba. Bentuknya menyerupai jerawat tapi bukan jerawat biasa. "jadi, bintil-bintil di punggung itu tidak selalu jerawat," ujar Sandra. Di wajah pun begitu. Umumnya memang jerawat, tapi tidak semua bintil-bintil adalah jerawat biasa.

Jerawat yang tidak biasa ini misalnya disebabkan oleh efek samping obat. Contohnya, kortikosteroid sistemik dan INH. Kortikosteroid biasanya digunakan untuk mengobati alergi atau asma. Sedangkan INH biasa digunakan dalam terapi tuberkulosis paru. Jika seseorang memakai obat-obat ini lalu timbul bintil-bintil di punggungnya, mungkin saja itu bukan jerawat biasa, tapi mungkin erupsi akneformis, misalnya.

Contoh lain jerawat yang tidak biasa adalah bintil-bintil di punggung akibat infeksi jamur tertentu. Bentuknya seperti jerawat biasa. Seperti kita tahu jerawat ada yang bentuknya bintil-bintil merah, ada pula yang bintil-bintil kuning bernanah. Bentuk seperti ini juga bisa dijumpai pada infeksi jamur tertentu yang lokasinya di punggung.

Secara fisik bentuk bintil-bintil ini sulit dibedakan dari jerawat biasa. Yang membedakan adalah rasa gatal yang ditimbulkan. Jerawat biasa umumnya tidak begitu gatal sekalipun sampai bernanah. Tapi khusus jerawat akibat infeksi jamur ini, kata Sandra, gatalnya terasa lebih jelas.

Yang penting pencegahan
Karena penyebabnya bisa macam-macam, pengobatan jerawat di punggung pun bisa berbeda-beda. Tergantung penyebabnya. "Yang utama dalam masalah jerawat itu bukan hanya bagaimana mengobatinya. Tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana mencegah supaya tidak muncul lagi," tandas Sandra. Ini patokan utama yang harus kita pegang dalam perang melawan jerawat karena memang gangguan kulit ini mudah kambuh lagi jika penyebabnya tidak dihilangkan.

Sebelum pengobatan dilakukan pertama-tama harus diidentifikasi dulu penyebabnya. Jika pencetusnya adalah kuman, itu artinya kebersihan badan harus lebih dijaga. Harus rajin mandi. Minimal dua kali sehari, pagi dan sore. Jika perlu tiga kali sehari.

Sabunnya? Tak perlu sabun khusus. Kata Sandra, sabun mandi biasa pun (bukan sabun antiseptik) sudah cukup efektif untuk menjaga kebersihan badan. Selain bisa mencegah berkembang-biaknya kuman, mandi juga bisa mencegah jerawat akibat produksi kelenjar minyak yang berlebihan.

Agar punggung tidak lembap, tiap kali pulang dari mana pun, kita harus segera membuka pakaian. Supaya punggung kena udara bebas dan keringat bisa kering. Sandra juga menyarankan agar kita menghindari pakaian yang ketat supaya tetap ada sirkulasi udara di punggung.

Untuk meminimalkan pengaruh keringat, gunakan pakaian berbahan katun atau bahan lain yang adem dan menyerap keringat. Jangan biasakan tetap memakai pakaian yang basah akibat keringat. Kebiasaan bilang ntar dulu, menunda mandi setelah pulang kerja, harus dibuang jauh-jauh.

Jika masalahnya adalah gangguan pengelupasan sel kulit, jerawat bisa dicegah dengan scrubbing. Cara ini akan membantu pengelupasan sel kulit yang sudah mati sehingga ia diganti oleh sel kulit yang baru. Tapi Sandra menegaskan srubbing ini hanya disarankan untuk kasus jerawat yang masih kecil-kecil, yang masih berupa komedo, bintik-bintik kecil. Kalau sudah jerawat gede-gede, apalagi sudah bernanah, cara ini tidak lagi dianjurkan. Malah bisa berbahaya sebab akan memperparah peradangan yang ada. Jika ada infeksi proses scrubbing mungkin akan menyebabkan kuman malah menyebar.

Acara pencet-memencet juga harus ditinggalkan. Apalagi sampai menyuruh orang lain untuk melakukannya. Entah jerawat wajah atau punggung. Cara ini tidak dianjurkan. Alasannya jelas. Pertama, cara ini tidak menyelesaikan masalah. Kedua, bisa saja malah menyebabkan infeksi. Sekalipun "hanya" di punggung, infeksi tetap harus dihindari. Ketiga, cara pencet paksa akan meninggalkan bekas noda hitam di punggung.

Supaya jerawat cepat sembuh, Sandra juga menyarankan agar konsumsi kalori dibatasi. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak. Ini sebetulnya tak ada hubungannya dengan keyakinan sebagian orang yang menganggap jerawat terjadi akibat kita makan lemak. Bukan itu.

Lemak tidak menyebabkan jerawat secara langsung. Akan tetapi pembatasan kalori memang diketahui bisa mempercepat penyembuhan jerawat. Lemak perlu dibatasi karena, seperti kita tahu, nilai kalorinya paling tinggi diantara jenis kalori lain misalnya karbohidrat atau protein. Pada mereka yang tidak membatasi makan, jerawat biasanya akan lebih sulit sembuh. Itulah sebabnya konsumsi makanan sebaiknya dibatasi. Jadi, cokelat, susu, telur, dan sebangsanya tetap boleh saja dimakan asal jangan banyak-banyak.

Jika penyebab jerawat adalah pemakaian obat-obatan, tentu ini sudah merupakan urusan dokter. Ini batas ketika kita harus pergi ke dokter.

Ketika jerawat masih berupa bintil-bintil kecil akibat sumbatan kelenjar minyak, kita masih bisa menanganinya sendiri. Dengan cara menjaga kebersihan badan, me-scrubbing, dan cara lain yang bisa kita lakukan sendiri. Namun, begitu jerawat sudah berupa bintil-bintil bernanah, apalagi jumlahnya banyak dan disertai rasa gatal itu pertanda bahwa kita harus pergi ke dokter. Segera!



Sumber: Intisari