2008年12月27日 星期六

Bintang Betlehem dan Orang Majus

Setiap kali menyambut hari kelahiran Sang Juru Selamat Yesus Kristus, kita selalu mengumandangkan beberapa lagu pujian tentang Betlehem atau tentang orang Majus yang datang menjenguk bayi mungil di kota Betlehem.

Di dalam Alkitab, beberapa kali disebutkan golongan orang Majus (dari kata Magus). Dalam Matius 2, mereka memberi persembahan untuk bayi Yesus. Dalam Kisah Para Rasul 8:9 ada seorang yang disebut sebagai Simon orang Majus, yang melakukan persihiran.

Demikian pula Kisah Para Rasul 13 mencatat seorang Majus bernama Elimas yang melakukan sihir.
Dan ternyata, dalam catatan-catatan Perjanjian Baru, golongan orang ini memang lebih sering dicibir (misalnya, sebagai tukang sihir).

Matius 2 adalah suatu pengecualian. Bahkan dalam Septuaginta (Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) kata magus ini pun dipakai dengan konotasi negatif, misalnya, dipakai untuk menerjemahkan kata “sihir” atau “jampi”, dalam Dan 2:2,10. Atau dalam Kejadian 41:8, 24, kata ini dipakai untuk merujuk pada ahli menafsir mimpi.

Dengan kata lain, bagi orang-orang Ibrani, magus adalah kalangan tukang sihir dan para peramal dalam kebudayaan-kebudayaan asing - sesuatu yang dianggap tabu dilakukan dalam kebudayaan Ibrani sendiri.

Dan orang-orang Ibrani yang memiliki keahlian yang sama (misalnya, menfasirkan mimpi dan meramal, seperti Yusuf dan Daniel) tidaklah disebut dengan nama yang sama. Karena itu, tak terpikirkan oleh orang Yahudi bahwa bayi Mesias yang mereka nantikan selama ribuan tahun mau menerima kado dari orang majus.

Walaupun catatan Alkitab (selain Matius 2) cenderung memandang negatif golongan orang ini, catatan-catatan kuno di luar
Alkitab justru sering menempatkan orang majus dalam posisi yang tinggi. Dalam tulisan Herodotus, orang majus disebut sebagai golongan orang di Persia, yang antara lain, dianggap memiliki keahlian menafsirkan mimpi.

Tetapi kadang-kadang mereka juga disebut kaum pemimpin keagamaan yang berpengaruh. (Karena catatan seperti ini, orang majus sering dianggap sebagai orang yang berasal dari Persia.) Kadang-kadang golongan ini juga dipuji sebagai orang yang menekuni studi mengenai alam semesta, sehingga mereka dianggap sebagai intelektual. Dalam tulisan kuno lainnya, misalnya dalam tulisan Strabo dan Plutarch, golongan orang ini juga dikenal di wilayah Laut Tengah (catatan dalam Injil dan Kisah Para

Rasul terjadi di sekitar tempat itu). Jadi orang majus yang kita maksudkan tidak harus berarti bahwa mereka adalah orang-orang Persia. Mereka dikenal di beberapa wilayah lain di luar Persia.

Dengan gambaran campur-aduk ini kita berusaha memahami orang majus. Pada satu pihak, mereka, dalam ukuran kebudayaan kuno, dianggap sebagai orang pintar. Tetapi pada pihak lain dalam catatan Alkitab dan dalam pandangan Ibrani, mereka umumnya adalah golongan tukang sihir yang bertentangan dengan cara-cara Allah Yahweh.

Ajaibnya adalah bahwa Matius memasukkan mereka ke dalam catatan Injilnya! Bahwa mereka dari Timur, ahli perbintangan, ahli meramal, dan menafsirkan mimpi memang tidak mengherankan. Tetapi bila orang-orang Ibrani cenderung memandang negatif golongan orang ini, mengapa Matius, yang adalah Yahudi tulen, memasukkan kisah mereka ke dalam cerita Natalnya?

Bahkan memasukkannya ke dalam suatu bingkai cerita secara sedemikian rupa sehingga mengesankan bahwa merekalah satu-satunya tamu yang mendatangi bayi Yesus di Natal pertama?

Bintang Betlehem

Sebenarnya, banyak sisi yang muncul ketika umat Kristiani menyambut Natal. Selain sukacita, dengan puji-pujian melalui musik yang melahirkan rasa bahagia tetapi juga kudus, ada pula sisi yang senantiasa menggugah bagi pencinta alam, jagat perbintangan, atau sains.

Tulisan ini secara khusus akan menguak teka-teki tentang apa sebenarnya Bintang Bethlehem yang mengiringi Kelahiran Sang Juru Selamat seperti dikisahkan dalam Injil Matius.

Sepanjang tahun Masehi, Bintang Betlehem banyak menjadi bahan kajian dan penelitian, tidak saja astronomi, tetapi juga astrologi.

Salah satu buku yang tergolong mendalam mengupas Bintang Bethlehem adalah The Star of Bethlehem: The Legacy of the Magi karya Dr Michael Molnar (Rutgers, 1999). Molnar adalah astronom dan pendidik yang mendapatkan PhD dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, tahun 1971.

Tentang apa dan bagaimana persisnya ”bintang” yang dimaksud, program komputer modern, yang dapat divisualisasikan dalam planetarium bisa digunakan untuk menghadirkan kembali keadaan langit pada masa sekitar Yesus lahir.

Seperti digambarkan Molnar, setting waktu yang diduga kuat adalah 17 April tahun 6 sebelum Masehi, yakni dua tahun sebelum Raja Herodes meninggal. Saat itu Planet Jupiter muncul di langit timur sebagai bintang pagi di rasi Aries.

Saat itu Matahari juga ada di Aries. Bulan juga sangat dekat dengan konjungsi dengan Jupiter. Planet Saturnus juga hadir, yang berarti bahwa ketiga penguasa Aries (Matahari, Jupiter, dan Saturnus) sedang singgah di Aries. Untuk era modern, situasi tersebut bisa disebut biasa (trivial). Namun, bagi pengamat bintang zaman dahulu, konfigurasi di atas sungguh mencekam.

Lantas, apakah Bintang Betlehem itu komet? Komet menurut keyakinan orang pada waktu itu dikaitkan dengan raja yang bertakhta akan wafat atau pratanda akan datangnya perang atau kekacauan, jadi dipercayai juga bukan obyek yang pas untuk satu kelahiran agung.

Apakah bintang itu sebuah supernova (bintang raksasa yang meledak)? Di sini pun Molnar mengatakan tidak ada bukti sejarah dari zaman dahulu bahwa supernova menandai kelahiran seorang raja. Seperti halnya komet, supernova merupakan ide zaman modern.

Lalu, apakah Bintang Betlehem merupakan bintang keajaiban? Astronom besar, Johannes Kepler, mengira bintang itu adalah sebuah keajaiban disertai dengan fenomena alam, seperti konjungsi tripel, bahkan juga supernova yang ia amati tahun 1604.

Namun, Molnar menyatakan, untuk menjelaskan Bintang Betlehem tak perlu menghadirkan bintang ajaib.
Tentu saja akan ada penjelasan lebih lengkap jika ada catatan lebih rinci dari orang- orang Majus tentang Bintang Betlehem.

Mereka inilah orang yang dikenal sebagai orang bijak yang amat berpengetahuan. Majus (magus, jamaknya magi) asalnya dari kasta pendeta Zoroaster. Karena pandai, menguasai ilmu perbintangan dan ketabiban, cakap menyembuhkan orang sakit, menafsir mimpi, dan menyampaikan ramalan, mereka ini lalu dikenal sebagai orang yang punya keahlian magic—kata yang diturunkan dari nama mereka.

Seandainya ketiga orang Majus yang melihat Bintang Betlehem saat itu sudah dilengkapi dengan teropong bintang (teleskop) pastilah deskripsi mereka akan lebih gamblang lagi. Namun, seperti kita tahu, teleskop baru muncul pada tahun 1608 atau enam abad setelah kelahiran Kristus.

Teleskop dalam perkembangannya lalu menjadi instrumen demikian vital bagi ilmu astronomi, bahkan sebetulnya tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa astronomi modern lahir tahun 1608 ketika penemuan teleskop disampaikan kepada dunia. Untuk menandai 400 tahun teleskop yang digunakan untuk astronomi ini pula, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional.

Memang peristiwa yang terjadi 400 tahun silam ini amat bersejarah. Teleskop dipatenkan di Belanda. Orang yang diakui sebagai penemu teleskop adalah Hans Lippershey.

Teleskop saat itu dijelaskan sebagai alat ”untuk melihat benda-benda jauh sehingga tampak dekat”. Sebenarnya, selain Lippershey, ada juga orang lain yang mendaftarkan paten untuk alat serupa, yakni Sacharias Jansen dan Jacob Metius.

Pemanfaatan teleskop sendiri mendapatkan momentum setelah ilmuwan Italia, Galileo Galilei, mulai melaporkan temuan menghebohkan dengan bantuan teleskop tahun 1609. Pada November 1609, ia mengarahkannya ke langit malam.

Teleskop yang jejak awalnya bisa ditelusuri sejak abad ke-2 Masehi, yaitu ketika matematikawan dan astronom Claudius Ptolomeus menerbitkan Optics, yang menjelaskan fenomena refraksi cahaya dari satu zat ke zat lain, terus mengalami perkembangan penting.

Teleskop memang ditemukan enam abad setelah dilaporkannya Bintang Bethlehem sehingga orang Majus belum berkesempatan menggunakannya untuk melihat lebih jelas bintang terang di Timur.

Namun jelas, laporan ketiga orang Majus, selain bermakna religius, juga secara ilmiah menghidupkan minat penyelidikan alam.

Jekson Pardomuan

http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2098:bintang-betlehem-dan-orang-majus&catid=90:ilmiah-populer&Itemid=147

2008年12月20日 星期六

MATTHEW CHARLES MULLENWEG, Jangan Fokus Uang,Kerjakan yang Disukai

Saturday, 20 December 2008
ImagePada usia yang masih muda,24 tahun,Matthew Charles Mullenweg atau dikenal dengan Matt Mullenweg,telah menjadi jutawan.

DIA adalah pendiri Wordpress, situs bagi para blogger. Dengan mengandalkan Wordpress, Mullenweg sudah meraih pundi-pundi kekayaan senilai USD40 juta.Matt mengembangkan Wordpress sebagai aplikasi blog yang terbuka (open source), sehingga peranti lunak dan kodenya terbuka bagi publik.Kenapa Wordpress harus open source?

”Jika melakukan sesuatu demi uang, kamu akan menemui banyak kesulitan untuk menjual. Namun lakukan apa yang kamu sukai, maka uang akan mengikuti kamu,”ujarnya.

Dia menginginkan Wordpress menjadi bernilai bagi komunitasnya.Komunitas yang terdiri atas beragam kepentingan dan pandangan,bahkan perbedaan. ”Tapi pada suatu hari, semuanya dipenuhi dengan cinta,” ujarnya. Melalui semangat demokrasi ini, dia berharap Wordpress bisa memberi inspirasi. Melalui blog, menurut dia, semua orang berhak mengungkapkan apasajayangadadalampikirannya.

Namun, ekspresi melalui blog masih menghadapi tantangan dan rintangan di beberapa negara. Seperti di Turki yang memblokir Wordpress atas perintah pengadilan. ”Kita juga menghadapi permasalahan rumit di China,” ujarnya kepada Sydney Morning Herald. Mullenweg juga berusaha menangkal Wordpress dari pemanfaatan untuk kepentingan terorisme.

Dia telah menghapus sekitar 200 blog yang tergabung dengan Wordpress karena berkaitan dengan kejahatan dan terorisme. Dia ingin mencitrakan bahwa situs yang dikelolanya benar-benar bersih dari tindakan kejahatan. Berbagai fasilitas tambahan terus dibuat untuk menyempurnakan Wordpress.

Pengembangan demi pengembangan membuat Wordpress makin disukai pengguna. Totalitas membuat Wordpress makin lengkap, dari fasilitas untuk add-on, pembuatan statistik, hingga anti-spam. Berkat Wordpress, Mullenweg dinobatkan sebagai 50 orang paling penting di dunia jejaring (web) oleh PC World pada tahun lalu.

Selanjutnya pada 2005, dia mendirikan Automatti dan Akismet yang menjadi anak perusahaan Wordpress. Dia juga dinobatkan sebagai salah satu dari 25 pengusaha paling berpengaruh dalam industri teknologi informasi versi majalah Businessweek pada tahun ini. Sebenarnya,pemuda yang lahir pada 11 Januari 1984 di Houston,Texas ini meluncurkan Wordpress pada usia 21 tahun.

Namun,cerita baru dimulai Juni 2002, ketika Mullenweg mulai menggunakan perangkat lunak blog, b2/ cafelog. Pada Januari 2003, Matt Mullenweg mengumumkan melalui blog-nya bahwa dia akan mengembangkan b2 sehingga sesuai dengan standar jejaring saat itu. Bersama Mike Little, dia mulai mengembangkan Wordpress berbasis b2.

Kemudian, mereka juga bergabung dengan pengembang asli b2, yaitu Michel Valdrighi. Itulah cikal bakal berdirinya Wordpress. Pengembangan demi pengembangan membuat Wordpress sebagai perangkat lunak blog paling hebat.Pada April 2004,Wordpress mengumumkan fasilitas Ping-O-Matic yang berfungsi untuk mengirim notifikasi kepada search engine blog seperti technorati.com.

Wordpress sangat diminati pengguna internet. Beberapa situs terkenal seperti The New York Times, The Wall Street Journal,CNN, dan Friendster menggunakan Wordpress dalam situs mereka. Hingga saat ini, tidak kurang dari 700.000 blogger menggunakan wordpress. com.Menurut Businessweek, situs Wordpress dikunjungi lebih dari 103 juta pengunjung di seluruh dunia pada tahun lalu.

Selain Wordpress,Mullenweg juga mendirikan Global Multimedia Protocol Group (GMPG), format yang lebih kompleks dari HTML. Pada April 2004, Matt Mullenweg drop out kuliah dan pindah dari Houston ke San Fransisco untuk bekerja pada CNET selama setahun. Di sana, Mullenweg berhasil meluncurkan Automatic dan Askimet, sebuah peranti lunak untuk mengeblok spam.

”Uang dan gaji bukanlah motivasi utama kita.Namun, fokus pada yang disukai adalah motivasi Anda,”ujarnya. Mullenweg mengaku ada beragam alasan di balik pengembangan Wordpress. Pertama, dia ingin membuat situs blog yang memudahkan para pengguna membuat situs online. Dia ingin semua orang dapat membuat blog. Kemudahan itu yang pada akhirnya membuat Wordpress cenderung populer dibandingkan lainnya.

Kedua, dia ingin memenuhi keinginan pengguna, termasuk pemenuhan open source yang terus berkembang. Mullenweg mengaku sangat menyukai semua pekerjaan yang menyangkut Wordpress. ”Apalagi, pekerjaan saya seperti memberikan hadiah pada dunia ini, gratis untuk semua orang, semua orang dapat menggunakan hasil kerja saya,” ujarnya pada bloginterviewer.

Mullenweg mengaku kesuksesan yang didapat Wordpress adalah buah kerja sama dengan banyak orang. ”Saya bekerja dengan orang-orang yang luar biasa dan membantu mendemonstrasikan kegiatan publishing di website. Inilah yang membuat Wordpress berkembang pesat,” ujar pria yang kini tinggal di San Francisco,Amerika Serikat tersebut. Mullenweg menuturkan, meski berhubungan dengan banyak bahasa teknis komputer saat membuat Wordpress, dia pada awalnya justru tidak mengetahui secara mendalam masalah-masalah tersebut.

Dia bahkan mengaku harus belajar banyak untuk mengetahui bahasa pemrograman komputer. Menurut Mullenweg, justru bukan semata bahasa komputer yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah program,melainkan sentuhan komunikasinya yang perlu diperhatikan.”Code(bahasa teknis komputer) bukan hal terpenting dalam sebuah perangkat lunak. Justru soal desain, warna, pencitraan merek,dan kegunaanlah yang perlu diperhatikan,”ujarnya. (andika hendra mustaqim)

Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/197585/38/