2008年3月31日 星期一

Persembahan Ugamo Bangsa Batak


KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO / Kompas Images
Anggota komunitas Ugamo Bangsa Batak menari seusai mengikuti upacara yang mereka gelar, Sabtu (29/3) di Medan, Sumatera Utara.
Senin, 31 Maret 2008 | 00:11 WIB

Selain Parmalim, Batak mempunyai 11 agama asli. Satu di antaranya adalah Ugamo Bangsa Batak, yang kini terdaftar sebagai aliran Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di bawah Direktorat Penghayat Aliran Kepercayaan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Sabtu (29/3), puluhan anggota penghayat Ugamo Bangsa Batak (UBB) melakukan ritual persembahan atau Pasahatton Somba Uhum di kawasan Gg Karya, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Medan Helvetia, Medan. Mereka tidak makan daging babi.

Penganut Ugamo Bangsa Batak muncul sekitar 20 tahun silam. Wahyu itu dipercaya penganut Ugamo Bangsa Batak turun pada W Simarmata/Br Limbong di kaki Gunung Dolok Pusuk Buhit Toba Samosir, Tapanuli Utara. Mereka menyakini adanya petuah-petuah dari Tuhan Yang Maha Esa (Ompung Mula Jadi Nabolon) dan terus melakukan adat Batak dan tata cara bicara atau berperilaku sebagai manusia dari suku Batak, yakni tidak menyakiti orang lain.

Ugamo Bangsa Batak menyakini adanya orang yang dipilih oleh Ompung Mula Jadi Nabolon dalam diri salah satu bocah anggota Ugamo. Bocah yang berumur 14 tahun itu kini dipercaya menjadi perantara komunikasi Tuhan dengan penghayat, seperti yang diyakini pada Dalai Lama sebagai pemimpin Tibet. Bocah berambut gimbal dan gondrong itu akan menjadi perantara pemujaan setiap kali persembahan dilakukan, seperti yang terjadi hari Sabtu lalu.

Para penghayat menggunakan pakaian adat Batak, duduk bersimpuh menjepit selembar sirih di ujung tangan. Mereka menundukkan wajah ketika si bocah mulai menggumamkan kata-kata yang kurang jelas kemudian memukul-mukulkan tangan ke dinding.

Pemimpin upacara kemudian menerjemahkan apa yang diomongkan bocah tersebut. Beberapa ibu dan bapak ikut berdoa.

Di depan pemimpin upacara dan titisan Ompung Mula Jadi Nabolon disediakan berbagai makanan persembahan, seperti daging kambing berikut kepalanya. Kambing haruslah berkulit putih.

Ketua Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Maruli Sirait mengatakan, para penganut kepercayaan sempat tidak berani mengungkapkan diri, namun setelah terdaftar dan diakui pemerintah, mereka pun kini berani beraktivitas secara terbuka. (WSI/JOS)

1 則留言:

匿名 提到...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Placa de Vídeo, I hope you enjoy. The address is http://placa-de-video.blogspot.com. A hug.