2007年10月25日 星期四

PHIL KNIGHT, PENDIRI NIKE Ubah Sepatu Olahraga Jadi Fesyen Dunia


Kamis, 25/10/2007

Tiga dekade lalu, Knight mungkin belum menduga sepatu yang dia jual dari bagasi mobilnya dulu akan menjadi simbol fesyen dunia.

KNIGHT mungkin tak pernah menyangka bahwa perusahaan Nike yang dirintisnya ini terus meraksasa dengan keberhasilannya mengakuisisi perusahaan sepatu dan perlengkapan olahraga terbesar di Inggris, Umbro, pada Selasa (23/10) lalu. Dengan akuisisi ini, Nike diyakini akan menjadi produsen sepatu dan perlengkapan olahraga terbesar di dunia. Nike—nama dewa kemenangan Yunani yang bersayap—mengambil alih Umbro beserta seluruh lisensi yang tersebar di lebih dari 90 negara di dunia dengan banderol USD582 juta.

Ini menjadi perkembangan strategis yang signifikan bagi Nike. Pasalnya, Nike berencana menjadi merek utama di turnamen sepak bola empat tahunan paling akbar, Piala Dunia 2010. Knight memang tidak lagi menjabat sebagai CEO Nike saat ini. Dia mengundurkan diri sebagai CEO sekaligus presiden pada Desember 2004 dan memercayakan perusahaan yang bermarkas Beaverton,Oregon,Amerika Serikat (AS), tersebut kepada William Perez. Sejak 2006, giliran Mark Parker yang menduduki kursi tertinggi di Nike. Knight yang terlahir pada 24 Februari 1938 itu mendirikan Nike bersama Bill Bowerman, pelatih atletik legendaris AS.

Knight sendiri mantan seorang pelari yang pernah dilatih oleh Bowerman. Sebagai pelatih atletik, Bowerman tidak puas dengan sepatu buatan asli AS. Dia pun bereksperimen merancang sepatu dan menjadikan Knight sebagai kelinci percobaannya. ”Sepatu buatan AS memang murah saat itu, namun saya tidak mau kaki saya lecet-lecet setelah berlari beberapa kilometer,” tandas Knight. Dari situlah awal mula terciptanya sepatu Nike. Bowerman sebagai pencipta sepatu dan Knight—lulusan Sekolah Bisnis Stanford—sebagai pengelola manajemen dan pemasarannya.

Dengan masing-masing menyetor modal USD500, Bowerman dan Knight membentuk Blue Ribbon Sport, cikal bakal Nike, pada 1968. Desain sol sepatu mirip makanan wafel yang digunakan di sepatusepatu Nike merupakan kreativitas dari Bowerman. Dia terinspirasi istrinya saat membuat kue wafel. Bahkan, dia merancang sepatu dengan pemanggang kue wafel istrinya. Kolaborasi kedua orang tersebut membuat Nike sedikit demi sedikit terus berkembang. Dimulai dengan produk sepatu bernama Cortez yang diproduksi pada 1972, merek Nike dengan semboyan Just Do It itu mulai dikenal di dunia atletik AS.

Hingga 1979, Nike sudah mampu menguasai 50% pasar sepatu lari di AS. Pada periode 1980-an hingga 1990-an, Nike menggebrak dunia dengan beragam bentuk iklan kreatif yang dibintangi ikon olahraga seperti Michael Jordan. Sepatu Air Jordan, menjadi produk fenomenal dan digandrungi di seluruh dunia. Memang, Jordan sebagai bintang iklan Nike ketika itu tengah mengalami masa-masa jaya. Diyakini, Knightlah orang yang berhasil mengikat kontrak dengan pebasket legendaris AS tersebut. Pada 1984, Jordan masih seorang rookie (pemain debutan) di Chicago Bulls.

Namun Knight sudah bisa melihat potensi besar Jordan sebagai ikon olahraga yang berguna bagi pemasaran produk-produk Nike. ”Bagi saya, Phil Knight akan selalu diingat sebagai seorang tokoh pemasaran alat olahraga yang visioner. Dia akan selalu menjadi bagian dari Nike. Saya banyak belajar darinya mengenai industri ini dan selalu menghormati determinasi dan kreativitasnya,” papar Jordan. Meski begitu, Nike sempat terguncang dan mengalami titik balik pada 1998.Penjualan sepatu-sepatu Nike turun drastis, bahkan sebelum Jordan pensiun pada 2003.

Situasi itu ditambah buruk dengan meninggalnya Bowerman pada 1999. Tidak sampai di situ, Nike juga disoroti atas reputasinya yang banyak mempekerjakan buruh wanita di bawah umur dan yang tengah hamil di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Di tengah gonjang-ganjing ini, Knight kembali ke Nike untuk memperbaiki dan mengembalikan perusahaan yang dia rintis ke jalur semula.Selama beberapa periode tertentu, Knight tidak terlibat langsung dalam manajemen Nike karena sibuk dengan kepentingan lain. Knight—yang memiliki kirakira 32% saham Nikel—langsung melakukan perubahan besarbesaran pada manajemen yang dianggapnya telah gagal.

Dia juga mengakui kesalahan dirinya sendiri karena tidak terlibat langsung selama beberapa waktu, padahal sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih baik untuk menghindari penurunan performa Nike. Kebijakan pertamanya sejak kembali ke manajemen adalah menarik kembali para petinggi veteran Nike yang pernah mengabdi sejak awal pertumbuhan perusahaan tersebut.Tidak hanya itu, dia juga merekrut muka-muka baru dari luar perusahaan yang dia anggap sangat kompeten. Dengan penggabungan orang dalam dan luar, tua dan muda, Knight berharap dapat membentuk manajemen yang seimbang, yaitu antara sosok kreatif dengan sosok yang bertanggung jawab secara finansial.

Rupanya, manajemen baru bentukan Knight ini berhasil menarik kepercayaan investor dan mengembalikan kinerja Nike ke bentuk semula. Sekarang, Knight menyerahkan Nike kepada eksekutif-eksekutif dan orang-orang kepercayaannya. Dengan dasar manajemen yang sudah dibentuk oleh Knight, CEO dan presiden Nike yang sekarang, Mark Parker, hanya perlu meneruskan tongkat estafet dari Knight. (berbagai sumber/tri subhki r)

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/phil-knight-pendiri-nike-ubah-sepatu-olahraga-jadi-fesyen.html

沒有留言: