2007年7月22日 星期日

40 % Jenis kelelawar Sumatra terdapat di Leuser

Unit Manajemen Leuser - 13 Jun 2001





Terdapat sembilan jenis kelelawar di Kawasan Bahorok, termasuk jenis kelelawar peyerbuk dan pemakan serangga. Demikian di ungkapkan oleh Drs. Suyatno, Msc, ahli kelelawar dari LIPI yang di mintai oleh UML sebagai tenaga bantuan tehnis sebagai program pengembangan leuser.
Menurur Suyatno dari 68 spies kelelawar yang ada di Sumatra sampai dengan survei kali ini telah di temukan 27 spies atau 40% berada dalam kawasan ekosistem leuser, hal yang sangat penting adalah bahwa dalam kawasan ini di temukan spies Eonyteris apelaea yang berperan dalam penyerbukan durian, namun di balik ini ada hal yang sangat mencemaskan, bahwa di kawasan ini (leuser ) hanya terdapat satu koloni kelelawar besar (kalong ).
Hidup kelelawar pada umumnya aktif pada malam hari, dan pada siang hari tinggal di dalam gua. Kawasan bohorok terkenal dengan gua-guanya seperti, gua Kampret, Batukapal, Baturizal, Batuangin, gua Lentir dan sebagainya sehingga tidak mengherankan jika banyak terdapat kelelawar berada di daerah tersebut, kelelawar sangat berperan penting dalam pemencaran biji, penyerbukan tumbuhan, dan pengendalian populasi seranga. Peran penyerbukan terutama pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari termasuk didalamnya tanaman durian.
Kelelawar juga memakan serangga seperti kupu-kupu dan ngengat (lepidoptera), Kumbang (koleoptera) Hemiptera, Homoptera dan sebagainya, sehingga sangat penting peranannya sebagi pengendali hama serangga, misalnya pada tanaman kentang, jagung, dan tanaman pertanian lainya, di dalam gua kelelawar sangat penting peranannya sebagai penyambung kehidupan gua karena menghasilkan bahan organik dekomposer. Salah satu gua di kecamatan Tamiang Hulu ternyata banyak menyimpan guano yang saat ini telah di eksploitasi. Sayangnya cara eksploitasinya belum mengikuti kaedah-kaedah konsevasi. Suryatno menyarankan agar pengambilan guano pada malam hari, saat kelelawar tidak berada dalam gua.
Khusus untuk daerah Bohorok, melestarikan ekosistem kawasan tersebut terutam batuan kapur dengan gua-guanya mutlak di perlukan tidak hanya untuk kepentigan kelelawar, tetapi yang paling penting ialah bagi keberlanjutan pertanian durian dan pertanian lainya, juga menjaga tata air serta menjaga potensi kawasan tersebut sebagai salah satu kunjungan wisatawan dengan minat khusus seperti menikmati keindahan gua, sungai bawah tanah, rafting dan tentunya sambil menikmati lezatnya buah durian .(ZAP)
Pemasok: Jamil

沒有留言: