Salah satu desa pesisir pantai di Kecamatan Pangkalansusu, Langkat, Desa Pulau Kampai memiliki panorama yang indah dan nyaman untuk dikunjungi parawisata lokal maupun wisata manca negara. Pantai “Berawe” ini memiliki hamparan pasir putih lebih kurang 7000 meter (7 Km) membentang sejauh mata memandang. Kini pantai Berawe menjadi salah satu tujuan parawisata.
Pantai Berawe, selain memiliki keindahan pantai, juga memiliki keistimewaan tersendiri. Di dalam pasir putih pantai ini terdapat sejenis kerang laut berukuran kecil, biota laut kecil ini makanan berprotein yang oleh penduduk setempat dinamakan remis. Dengan hanya mempergunakan tangan atau kayu kecil mengais pasir di pantai tersebut anda akan mendapatkannya tanpa harus mengeluarkan uang dari dalam kantong. Remis ini bisa buat oleh-oleh untuk dibawa pulang atau dimasak di lokasi pantai bersama keluarga sebagai menu tambahan.
Apabila anda bersama keluarga atau pacar ingin merasakan hembusan angin dan deburan ombak Selat Malaka secara langsung berkunjunglah ke Pantai Berawe. Di tempat ini wisatawan tak perlu ragu terkena sengatan panas matahari, sebab di sepanjang pantai tersebut ditumbuhi pepohonan alami berdaun rindang. Di bawah naungan pohon-pohon rindang di sekitar lokasi juga telah dibangun warung-warung tersedia bangku dan meja untuk santai sambil menikmati makanan ringan, seperti udang, kepiting, blangkas dan minuman segar seperti air kelapa muda dari warung yang dikelola warga setempat secara tradisional.
Sementara bagi yang hoby bermain-main dengan air atau menceburkan diri ke laut Selat Malaka tak perlu khawatir terhanyut dibawa arus air laut. Sebab pantai tersebut kedalaman laut saat air pasang hanya 1 meter. Sedangkan di saat air surut kedalaman air sampai radius 50 meter dan bibir pantai Cuma 70 cm, demikian dikatakan, Amir Husein (mantan kades) Pulau Kampai.
Husein lebih lanjut menuturkan kepada penulis, Pantai Berawe itu sudah sejak lama dikenal masyarakat Langkat maupun masyarakat dari daerah Aceh khususnya para nelayan sejak 150 tahun silam. Di lokasi ini dulunya merupakan tempat persinggahan para nelayan untuk melepas penat sejenak sambil bersantap makan masing-masing. Berawe dengan sebutan bahasa etnis Aceh, artinya makan-makan.
Sementara itu, Edy, Ketua Asosiasi Parawisata Pantai (APP) Pantai Berawe, yang juga pemilik salah satu warung di sela-sela kesibukannya melayani pembeli baru-baru ini kepada penulis mengatakan, jika Pantai Berawe itu dikelola secara profesional, tidak tertutup kemungkinan pantai tersebut akan dikunjungi wisatawan manca negara. Menurutnya, jarak tempuh dari Desa Pulau Kampai ke negara jiran Malaysia dengan menumpang kapal motor (KM) dengan kapasitas mesin 20 PK dapat ditembus berkisar 12 jam. Sedangkan dengan mesin turbo atau mesin temple ganda dapat ditempuh perjalanan selama 7 jam, dan demikian juga ke Pelabuhan Belawan dapat ditempuh dengan waktu lima jam.
Sebelum ke pantai Berawe, terlebih dahulu singgah di pelabuhan Pangkalansusu, puluhan boat penumpang maupun carteran siap untuk mengantarkan keluarga atau kelompok ke lokasi parawisata Pantai Berawe, dengan menempuh perjalanan waktu selama 40 menit. Atau sebelum menuju pantai tersebut, sebaiknya singgah sebentar di Pelabuhan Pulau Kampai untuk mengunjungi dua buah kuburan yang panjangnya 4-5 meter. Di dalam makam yang sudah dipugar ini, menurut para orang tua di desa tersebut, kedua kuburan panjang itu merupakan kuburan peninggalan sejarah “Sepasang suami istri pedagang yang berasal dari Tiongkok.”
Selain itu, berjarak 50 meter dari dua kuburan panjang itu, terdapat pula makam sepasang kekasih yang dikenal dengan kuburan Mas Merah. Mengenai makam Mas Merah ini, para wisatawan akan mengetahui kisahnya dari penjaga makam. Setelah itu dengan kendaraan roda dua (RBT), baik milik pribadi yang sengaja dibawa atau carteran, dan dengan waktu 10 menit akan tiba di tempat tujuan wisata Pantai Berawe. Dalam perjalanan menuju lokasi wisata itu, kita akan melintasi rumah-rumah warga serta akan melihat areal persawahan tadahujan yang terbentang seperti tanpa batas seluas lebih kurang 800 Ha.
Pantai Berawe di Desa Pulau Kampai, apabila dikelola secara profesional kemungkinan akan dapat sejajar dengan objek wisata bahari yang ada di Sumatera Utara, seperti Pantai Cermin. Pantai ini akan menjadi salah satu andalan devisa Kabupaten Langkat melalui sektor parawisata, kata Edy. Dikatakan, saat ini khususnya pada hari minggu, tidak kurang dari 500-700 ratus orang pengunjung baik yang datang dari Langkat, apalagi dari Aceh Tamiang dan Aceh Timur berkunjung ke Pantai Berawe. Dan keberadaan Pantai Berawe itu sudah didaftarkan ke Dinas Parawisata Kabupaten Langkat, namun sampai sejauh ini belum ada bantuan yang diberikan untuk memberikan bimbingan/penyuluhan termasuk penataan lokasi dari pihak dinas tersebut.
Untuk mendorong lajunya sektor parawisata ini, kata Amir Husin, pemerintah diharapkan dapat membantu fasilitas yang memang sangat dibutuhkan saat ini, seperti pengadaan getek (alat penyeberangan), dan prasarana jalan menuju lokasi wisata. Kondisi getek yang sekarang digunakan untuk alat penyeberangan bahannya terbuat dari kayu dan mesin apa adanya. Daya tampung getek ini belum dapat dimaksimalkan untuk mengangkut/menyeberangkan sepeda motor, mobil dan para penumpang.
Sehubungan dengan itu, Amir, menghimbau Dinas Parawisata Langkat maupun Provinsi Sumut kiranya dapat membangun sarana dan prasarana untuk memajukan lokasi wisata tersebut. Dikatakan, jika pantai ini dikelola secara profesional, selain dapat menambah devisa untuk Pemkab Langkat maupun Sumut, juga pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah ini akan semakin maju, ujarnya penuh harap.
Sumber : http://hariansib.com/ (edisi 7 Juli 2007)
沒有留言:
張貼留言